Monday, February 29, 2016

Demografi Indonesia



Kondisi Demografi Indonesia,

Indonesia saat ini adalah negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-empat, setelah China, India, dan Amerika. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 238,5 juta jiwa. Dan tahun ini, 2016 diperkirakan jumlah penduduk Indonesia sebanyak akan meningkat 258,7 juta jiwa. Sementara itu, publikasi Proyeksi Penduduk Indonesia oleh Bappenas, memprediksi jumlah penduduk Indonesia akan terus meningkat, dan pada tahun 2035 diperkirakan jumlah penduduk Indonesia mencapai 305,6 juta jiwa.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa, jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan itu : banyak! Dan, terus meningkat tiap tahunnya. Dan jika dilihat dari piramida penduduk, Indonesia termasuk ke dalam negara berkembang. Dikatakan sebagai negara berkembang karena terdapat angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah yang menyebabkan penduduk yang berumur muda banyak, dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang juga tinggi.

Begitu banyaknya jumlah penduduk Indonesia membuat isu tentang kualitas sumber daya manusia menjadi ramai diperbincangkan.


Bonus Demografi,

Diperkirakan pada tahun 2020 sampai tahun 2030, Indonesia mengalami puncak dari bonus demografi. Bonus demografi terjadi ketika jumlah penduduk usia bekerja atau produktif (penduduk yang memasuki usia kerja 15 sampai 64 tahun). Dalam buku proyeksi penduduk Indonesia 2010 sampai 2035, yang dipublikasikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, BPS (Badan Pusat Statistik) dan UNFPA (United Nations Population Fund). Diketahui bahwa penduduk usia produktif pada tahun 2010 adalah sebesar 66,5%, dan pada tahun 2016 ini mencapai 67,4%. Dan diperkirakan puncaknya pada tahun 2030 yaitu sebesar 68,1%.

Namun, perlu ditekankan bahwa bonus demografi tidak serta merta terjadi begitu saja, peningkatan tenaga kerja usia produktif akan menjadi benar-benar bonus jika dapat berdaya secara ekonomi. Lalu pertanyaannya adalah bagaimana? Tentu saja, meningkatkan kualitas penduduk usia produktif merupakan salah satu cara, mulai dari segi kesehatan, hingga pendidikan, kemudian keterampilan dan kemampuan daya saing dalam bekerja yang berdaya secara ekonomi. Sehingga pemerintah juga harus mampu menjadi agent of development dengan cara memperbaiki mutu sumber daya manusia, dari berbagai aspek-aspek yang dapat mengembangkan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

Serta perlunya investasi dan pengembangan dari berbagai sektor, sehingga mampu menyerap banyak tenaga kerja. Banyaknya jumlah penduduk usia produktif harus pula diimbangi dengan banyaknya lapangan pekerjaan –sehingga, akan menjadi benar-benar produktif secara ekonomi.


Industri Kreatif Adalah Solusi,

Dengan adanya bonus demografi, tentunya akan dibutuhkan industri yang besar untuk menciptakan lapangan pekerjaan demi mewadahi Sumber Daya Manusia yang melimpah. Namun begitu akan sangat dibutuhkan investasi yang tidak sedikit. Industri keatif memungkinkan menjadi salah satu solusi dari bonus demografi di Indonesia. Menurut data BPS industri kreatif selama ini mampu menyerap 10,6% dari total tenaga kerja yang dapat diserap perekonomian. Dan diperkirakan ekonomi kreatif setiap tahunnya dapat menyerap 10-11% tenaga kerja.

Industri kreatif sendiri berarti penciptaan nilai tambah yang berbasis ide yang lahir dari kreativitas sumber daya manusia, dan berbasis pada ilmu pengetahuan, termasuk warisan budaya dan teknologi. Menurut buku “Ekonomi Kreatif: Rencana Aksi Jangka Menengah 2015-2019”, yang diterbitkan oleh menteri pariwisata dan ekonomi kreatif pada tahun 2014 lalu. Industri kreatif dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu industri kreatif yang masih membutuhkan input yang berwujud (tangible-based) dalam memproduksi karyanya, dan karya kreatif yang sepenuhnya menggunakan input produksi tidak berwujud (intangible-based). Sedangkan berdasarkan substansi dominan, maka kelompok industri kreatif dapat dibedakan menjadi kelompok berbasis media, berbasis seni dan budaya, serta berbasis desain.

Dan diantaranya klasifikasi kelompok industri kreatif di Indonesia adalah, Kerajinan Tangan, Mode, Kuliner, Seni Rupa, Penerbitan, Penelitian dan Pengembangan, Arsitektur, Teknologi Informasi, Desain, TV dan Radio, Periklanan, Digital Content, Musik, Film Video dan Fotografi. Diantara sekian banyak klasifikasi kelompok industri kreatif, mari kita bahas salah salah satu diantaranya.

Digital Content and Advertising, Pengguna internet di Indonesia (Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) pada tahun 2014 mencapai 107 juta orang, sementara kemenkominfo menargetkan pada akhir tahun 2015 pengguna internet mencapai 150 juta orang. Dengan memanfaatkan internet melalui media sosial, blog dan youtube yang memungkinkan penggunanya merutinkan diri memberikan konten-konten yang bermanfaat sampai menghibur, sehingga menjadikannya wadah bagi para pengiklan untuk beriklan disana. Sudah banyak sekali contoh akun-akun media sosial seperti facebook dan twitter yang dibayar mahal untuk beberapa kali promosi barang, sudah sekian banyak blogger dan youtuber yang mendapatkan bayaran tinggi dari iklan-iklan yang tayang di akun mereka.

Publishing , dunia literasi di Indonesia setidaknya selalu punya penggemar dan pasar tersendiri, dan saya yakin terus berkembang setiap harinya. Ini dilihat dari banyaknya media-media dan penerbitan yang muncul, baik secara self-publishing ataupun penerbitan besar yang sudah ternama. Serta semakin banyaknya penulis-penulis indie di berbagai media dan portal online.

Game Development, sudah cukup kita selama ini menjadi penikmat dan pengikut setia game-game, baik itu online dan offline. Seharusnya dengan besarnya pangsa pasar di Indonesia, harapannya muncul orang-orang (anak muda) kreatif yang mampu mengembangkan game, bukan hanya sebagai penikmat pasif namun juga ikut terlibat dalam bisnis di dalamnya. Seandainya mereka tahu perputaran uang di dalam dunia game, luar biasa. Sehingga harapan kedepannya akan semakin banyak pengembang-pengembang game dari anak-anak muda Indonesia.


Handicrafts, banyaknya hasil kerajinan tangan di setiap penjuru daerah di Indonesia seharusnya dapat dimanfaatkan. Dengan publikasi yang dikemas secara baik akan menjadikan bisnis kerajinan tangan sebagai salah satu sumber penghasilan dan penggerak ekonomi kecil. Kerajinan tangan dapat dikemas dan dipasarkan secara global dan modern. Dengan memanfaatkan internet dan mengembangkan aplikasi teknologi, sebagai contoh Gojek, hal sederhana dengan sedikit kreatifitas yang terintegrasi dengan teknologi akan mampu berdaya secara ekonomi.

0 komentar:

Post a Comment