Studying Evacuation (SE)
SE 2014, Study Excursie adalah sebuah kegiatan dimana
akan melakukan perjalanan kunjungan industri secara beruntun dalam waktu
beberapa hari. kegiatan ini bertujuan untuk melihat secara langsung kondisi dilapangan
dengan hasil yang diperoleh selama kuliah. Agar kita tahu kondisi secara real suatu
perusahaan, mulai dari proses produksi sampai dengan management yang diterapkan
didalamnya, hingga sejarah singkat serta banyak lainnya.
Namun, satu hal. Perlu ditekankan bahwa disini saya
tidak akan menuliskan secara detail tentang semua yang saya dapatkan karena
untuk urusan kuliah dan belajar biasanya cenderung membosankan. Haha. Jadi,
saya akan bercerita dengan sedikit tertawa, tentang hal-hal yang tidak penting
saja. *eh. Ah, paling tidak cerita sedikit secara singkat saja, okeh.
Lah, trus apa hubungannya study excursie dengan judul
di atas? Studying Evacuation? Ah, lupakan saja, semoga saya tidak salah ketik
dan kalian akan mendapatkan jawabannya di akhir cerita. Fix!
***
IGLAS, Gresik
PT. IGLAS (PERSERO) adalah salah satu badan usaha
milik negara yang secara khusus memproduksi kemasan gelas/botol dengan desain
yang telah dibuat atau dipesan secara khusus oleh pemesan. Iglas memproduksi
kemasan gelas untuk berbagai keperluan industri seperti : farmasi, minuman
ringan coca-cola, minuman beralkohol hingga kosmetika. Iglas sendiri
memproduksi Kemas gelas dengan 3 (tiga)
warna: Bening (Flint), Coklat (Amber), Hijau UVA (UVA Green). Sepertinya Igals
juga mulai memproduksi kemasan berbahan
dasar plastik.
Kami berada disana mendengarkan dan berdiskusi
mengenai sekilas profil perusahaan sampai proses produksi, khususnya Quality
Kontrol dalam produksi. Setelahnya kami berkeliling melihat proses produksi : dari
bahan awal sampai jadi sebuah produk baru.
Seorang teman yang sudah pernah berkunjung ke
perusahaan milik pemerintah dan juga perusahaan swasta milik jepang berkomentar
terlalu jujur didepanku, “Mesti, kenapa pabrik milik bumn lak selalu
kurang terawat daripada milik swasta.”
Karyawannya kerja gak kerja dibayar pemerintah, bro.
*eh
YAMAHA MUSIK, Pasuruan
PT. Yamaha Musical Products Indonesia (PT.YMPI) yang
berada di PIER Pasuruan ini adalah salah satu perusahaan terkemuka di dunia
yang memproduksi alat musik khusus sedot tiup. Seperti : saxophone
(harus diingat penulisan dan pembacaannya adalah sax bukan sex), clarinet,
flute, pianika, recorder. Sudah barang
tentu yang diingat dari Yamaha Musik adalah harganya yang mahal, tapi perlu
diketahui : itu sebanding dengan kualitas produk yang dihasilkan. YMPI disini mampu
memproduksi alat musik tiup untuk dipasarkan keseluruh dunia, termasuk negara
bapaknya/asalnya sendiri, di jepang sana.
Seperti biasa kami berdiskusi, kemudian berkeliling
secara berkelompok melihat secara langsung proses produksi. Dan, karyawannya
yang kebanyakan cenderung masih muda sehingga enak dipandang oleh kami. Hehe.
“Tolong bedakan yamaha musik dengan yamaha motor,
kami lebih unyu dengan mengusung warna ungu. Jadi, jangan mesan motor mio ke
kami yah?” canda salah satu pemateri.
Dan ternyata, harga satu saxophone tidak kalah dengan
harga yamaha mio. Pikirku : Jangan dibeli, kamu cukup serulingan saja.
SARI ROTI, Pasuruan
PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. pertama kali
berdiri pada tahun 1995 dimana pabrik pertama berlokasi di Blok W, Kawasan
Industri Jababeka, Cikarang. Sekarang demi memenuhi kebutuhan seluruh konsumen
sari roti di indonesia, pabrik sari roti mulai membangun pabrik-pabrik baru
diberbagai kota : termasuk yang berada di PIER, Pasuruan ini. Sebagai produsen
roti terbesar di Indonesia, perseroan ini telah meraih beragam penghargaan,
antara lain Top Brand dan Top Brand for Kids sejak 2009 hingga sekarang,
Marketing Award 2010, Original Brand 2010, Investor Award 2012, hingga
penghargaan dari Forbes Asia.
3 prinsip yang menjadi identitas Sari Roti adalah
Halal, Higienis, Healthy. “Kalian, siapa yang belum pernah makan sari roti?
Rasa apa sih yang paling kalian suka?”
Pertanyaan pertama, jelas kami semua menggeleng.
Untuk pertanyaan yang kedua, saya tahu jawabannya
setelah selesai berkeliling melihat proses produksi dan berpamitan pulang. Rasa
ini : Rasa Gratisan, ekstra dua kantung plastik penuh.
COCA-COLA, Bali
PT. Coca-Cola Amatil Indonesia, merupakan perusahaan
minuman ringan terkemuka di Indonesia yang memproduksi dan mendistribusikan
produk-produk berlisensi dari The Coca-Cola Company. Siapa yang tidak tahu
coca-cola? Kurasa tidak ada. Minuman pertama yang lahir pada tahun 1886 di
Amerika ini sudah mendunia, bahkan sampai ke luar angkasa. *eh
Diskusi singkat, berkeliling pabrik. Dan juga tidak
lupa : buka semangat baru dengan satu botol coca-cola gratis, dalam suasana
pagi hari di Bali. “Ehm.. coba minuman apa saja yang masuk dalam coca-cola
company?”
“Sprite, Fanta, Pulpy Orange, Aqua Air mineral
Ades.” (Cerdas!)
“Pepsi?” (Pliss, jangan bercanda!”)
“Big Cola?” (Haha, goblok!)
Es Tebu, kapan kamu mendunia?
***
Saya kira tidak perlu saya ceritakan, ada dua pabrik
lagi yang tidak dikunjungi oleh rombongan bus kami, melainkan oleh bus 1. Iyah,
kami seangkatan berangkat dengan 2 Bus. Saya sendiri berada dalam bus 2 bersama
ketua SE hebat kami dan juga mbak keren fotografer travel. Hehe. Setelah
menceritakan secara singkat beberapa perusahaan yang kami kunjungi, apakah
kalian tidak mau mendengarkan cerita beberapa tempat wisata menyenangkan yang
kami kunjungi? Haha, okeh sebentar.
Pantai
Pandawa, Bali
Pantai Pandawa terletak di Desa Kutuh, Kabupaten
Badung, Bali. Seperti biasanya bali menyimpan sejuta keindahan pantainya, dan
pandawa salah satunya. Semua mencar sesuai keinginan masing-masing, saling foto
dan bermain dengan riak-riak air pinggir pantai serta sesekali mencuri pandang
pada bule-bule berpenampilan menggoda tak tahu malu. *eh. Pergi kesini tanpa
bermain kano rasa-rasanya kurang, kecuali kalau kalian berhasil mendapatkan
foto bareng bule jerman setengah telanjang. Eh.
“Bib, lihat foto ini.”
Asem, aku menggerutu, ketua SE mendamprat tak
karu-karuan dalam hati. Bagaimana bisa kalian mendapatkannya?
Tanjung Benoa,
Bali
Tak ada yang istimewa disini, kecuali kalian membawa
budget lebih buat main ke pulau penyu, bermain paralayang, sorkling ataupun
sededar bermain banana boats. Disini, cukup banyak permainan yang agak
mahal-mahal itu, felles.
“Haha, jauh-jauh ke Bali Cuma main uno?”
“Yasudah, cukup dengan cuci mata saja, eh.”
*nongkrongtidakjelas*
Kresna dan
Joger, Bali
Belanja? Belanja adalah sesuatu yang paling rumit di
dunia ini, bagi sebagian orang ia serupa aurat yang bertebaran : sekuat apapun
diri menahan untuk menjaga pandangan, akhirnya terpandang juga. Haha. Sayangnya
belanja adalah kegiatan yang memerlukan :UANG. Jadi, saya yang merasa masih
punya iman bisa terhambat untuk sedikit menjaga pandangan. #entut
*uang mana uang*
Berkali-kali Joger telah menggodaku, pliss satu saja.
Ah, tak apalah joger setidaknya telah memberikanku banyak inspirasi baik dari
tempat dan tentunya : kata-katanya.
“Orang baik masuk surga, orang jahat masuk neraka,
orang humoris masuk Joger.”
Tanah Lot,
Bali
Salah satu pantai yang menarik dan sering saya
rindukan adalah tanah lot, tempat ini terbayang dalam memori meskipun saya
sedang lupa tempat apa dan dimana itu berada. Tak usah banyak bercerita untuk
tempat yang satu ini. Berkunjunglah!
***
Alkisah, dalam sebuah villa sederhana penginapan di
pulau dewata, Bali. Pemuda-pemuda awal dua puluhan berkumpul disuatu sore
menjelang malam, setelah kenyang dengan makan, semua berkumpul disepanjang
taman, depan kamar, hingga dipinggiran mengelilingi kolam yang lumayan dalam.
Termasuk dua orang dosen kami yang kami hormati, eh ada juga para orang-orang
travel dan tentu saja mbak lumayan keren fotografer travel tersebut. (loh,
salah fokus)
Sebut saja Wahyu, teman kami salah satu anggota UKM
Teater dikampus dan juga kepala departemen PSDM himpunan adalah biang dari
biangnya kerok. Teman kami yang bernama Imanuel (sekali lagi, bukan nama
sebenarnya) dia memang cowok, hanya saja terkadang dia tampil agar dituduh
melenceng dari standar cowok (Mungkin kalau malam namanya jadi Ima? *eh) haha,
becanda. Saya tidak tahu kenapa ada saja teman yang bilang begitu, padahal
dalam beberapa hal dia sangat tegas, pandai berbicara di depan publik dan
berpenampilan melambai cool.
Iyah, dialah yang menjadi sasaran empuk si Wahyu. Dia
dan beberapa kompatriotnya menggoda si Imanuel.
“Ayo kita ceburin si Imanuel, Haha.” Tawanya
menggelegar, disambut tawa dan ucapan-ucapan tak karuan lainnya.
Aku mendekat, ikut nimbrung. Entah kenapa aku dan
beberapa teman ikut bersama dengan Si Wahyu dan kompatriotnya untuk melaksanakan misi :
Nyeburin Si Imanuel. Ketegangan dan keramaian serta gemuruh sorak serta tawa
kami dan teman-teman semua menjadi satu. Entah, bagaimana perasaan Imanuel.
Yang jelas saya hanya tertawa, ikut mengangkat tubuh Imanuel yang sudah dalam
kontrol penuh Si Wahyu.
“Ja-jangan disini, terlalu dalam. San-sana sebelah
sana..”
Si Wahyu mengomando, dengan hitungan klasik. 1 sampai
3. Kami beramai-ramai mengayunkan tubuhnya, teman-teman bersorak, Imanuel
tertawa menggigil takut.
“Bywuuuarrr..”
Kemudian tawa dan sorakan pecah.
Setelahnya terjadi kejar-kejaran di atas kolam, Imanuel
tampaknya tak mau kuiyub sendirian, dia mengejar sesiapa saja yang tadi ikut
nyeburin dia. Sungguh tawa menemani sepanjang awal malam hari ini. Hingga,
terjadi suatu keos, dimana teman-teman yang menjadi target Imanuel malah saling
mendorong satu sama lain masuk kedalam kolam, satu tercebur. Teriakan
membahana, lalu diikuti. Ah, ini fatal diluar keinginan kami semua, gerombolan
perempuan disebelah sana, juga saling dorong hingga banyak yang terjatuh, dan
salah satunya tenggelam kelimpungan tak bisa berenang, semua panik ada yang
mencebur menolong, dan menggapai dari pinggir kolam.
NAMUN, SIAL.
Kemana Imanuel? Setelah semua fokus menolong teman
perempuan, tak tahu kalau disebelah dalam kolam sana ada Imanuel yang tersengal-sengal
tenggelam, kepanikan bertambah. Imanuel berhasil diangkat, dia menggigil,
muntah-muntah dengan napas berat tersengal-sengal. Payah. Kami mengangkat nya
kedalam kamar, beberapa kru travel datang untuk memberikan bantuan dan
penanganan. Setelah beberapa waktu kondisi Imanuel tidak juga membaik, mobil
disiapkan. Kami membawa Imanuel menuju klinik terdekat.
“Gak kok, masih ada denyutnya.” Ucap Wahyu di dalam mobil.
“Hah,”
Tangan Wahyu berganti memegang leher setelah
memeriksa denyut tangan dari Imanuel. Dasar! Ada orang pingsan, ini masih
becanda atau memang polos. Haha.
30 menit kemudian semuanya sehat walafiat dengan
senyum dan tawa yang tak hilang secuil pun.
***
“Sial kalian, aku BTT?”
“Haha, apaan itu? Enak kan habis tenggelem?”
“BeTek Tek..”
“Haha, kirain Butuh Tatih Tayang.”
Aduh, udah jangan dibercandain teruslah. Haha
0 komentar:
Post a Comment