Ada apa dengan (se)Rangga?
Ada apa dengan (seorang)Rangga, kadang-kadang dia memang lebih menakutkan
dari (se)Rangga yang tiba-tiba menggigit leher saya kemudian merubah saya
menjadi spiderman, misalnya. Atau merubah saya menjadi aneh, lebih tepatnya.
Gegara iklan LINE semua lagi ramai membahas bahkan sampai memparodikan
dan memplesetkannya. Saya yang juga seseorang yang sedikit mirip dengan Rangga
tak mau kalah harus ikut membahasnya. Haha. Ada Apa Dengan Cinta (AADC) versi
reuni mini drama 2014 ini, sungguh menghibur bagi pemuda yang lahir akhir 80’an
atau mungkin juga awal 90’an yang dulu sempat melihat boomingnya film AADC
ditahun 2002.
Bagi remaja-remaja sekarang yang kurang tahu dengan AADC, yang hanya
tahu GGS dan sejenisnya (sungguh kasihan!). Meskipun sebetulnya saya juga
kurang tahu, sebatas yang saya ingat dari film AADC adalah lagunya ada apa
dengan cinta? dan puisinya lari ke hutan belok kepantai yang fenomenal itu. Haha.
Saya lupa jalan ceritanya, dulu saya masih terlalu kecil untuk mengenal
cinta-cintaan, tidak seperti anak-anak SD jaman sekarang. Akhirnya, sayapun
mencari wifi (baca : waifai) kampus dan mendownload film AADC. Lalu, kalian
tahu efek setelah menonton film AADC 2002? Saya menjadi keranjingan ingin seperti
Rangga yang begitu cool dan (katanya) sok misterius. Dikosan kalau teman-teman
mengajak ngobrol, saya menjadi irit kata dengan memasang wajah serius begitu
cool. “Bib, waktunya bayar kosan dan listrik, kamu sudah ada uang?” saya tak
menjawab dan hanya memasang wajah serius lalu berdehem, “Heem, iya.” Kemudian
pergi, tak membayar. Haha. Dan kalau dikampus yang biasanya saya senyam-senyum
sendiri jika berpapasan dengan teman-teman, tiba-tiba saya menjadi bermuka
serius dan sok misterius. “Pagi mas.” Saya hanya mengangguk tak membalas
senyumnya. Dikelas, ketika teman-teman ramai membahas tugas dan deadline
mengumpulkan, saya begitu tenang, berwajah serius, cool, kalem, dan sekali lagi
sok misterius. “Bib, sudah tugasmu?”
“kopas saja tugasnya biar samaan, biar menjiplak sampai koplak. Ada
malaikat menyulam kopasanmu di tembok keraton putih, kenapa tak kau goyangkan
saja loncengnya, biar cepat pulang. Atau aku harus lari ke ruang dosen belok ke
kantin? Bosan.. aku dengan tugas, … ”
Haha, semoga saya tidak gila.
Sudahlah. Sebenarnya ada beberapa hal absurd dan pelajaran berharga bagi para cowok, pemuda dan remaja kita yang
seharusnya kita dapat dari film AADC 2002 khususnya dari minidrama di serial reuni
AADC 2014.
Pertama, jangan jadi cowok
PHP!
Seganteng-ganteng dan kerennya Rangga ada kekurangannya, dia suka
nge-PHP. Dalam film AADC 2002 kita tahu, dalam puisinya dihalaman terakhir buku
catatan yang dikasihkan ke Cinta : bahwa Rangga berjanji akan kembali lagi
menemui Cinta dalam satu purnama, bukan apa-apa karena Rangga benar-benar menginginkan
Cinta. Lalu apa teman? 2002 sampai 2014, 12 tahun bayangkan? Cinta di PHP
selama itu? 12 tahun baru muncul, sebenarnya satu purnama itu berapa tahun
coba? Bodohnya Rangga yang membiarkan cewek secantik Dian Sastro menunggu
selama 12 tahun, bodohnya Cinta yang mau menunggu Nikholas Saputra selama itu,
bukankah tidak sulit kau memilih cowok lain yang bahkan bisa saja lebih baik
dari Rangga, kau sekarang mungkin sudah bahagia dengan keluarga barumu,
bayangkan 12 tahun? Mungkin sekarang kau akan sibuk memilihkan sekolah SMP buat
anakmu. Bukan lagi menggalau balas line dari Rangga.
Dan lagi yang lebih bodoh, “Jadi beda, satu purnama di New York dan di
Jakarta?” bayangkan Cinta yang sukanya menemuin Rangga di bandara, Rangga masih
saja pergi lagi ninggalin Cinta. Mau sampai kapan coba? Rangga memang
keterlaluan yah, sudah nemuin Cinta hanya dengan tiket gratisan dari kantor,
sudah nemuin eh, ditinggal lagi. Tukang PHP! Malah kalian tahu kan apa yang
mereka lakuin setelah berpisah lagi, bales-balesan line, kirim foto, telfon,
pesan suara. Kayak pacarannya anak SMA jaman sekarang kan? Hei, kalian sudah
terlalu dewasa, asumsikan ketika berpisah di AADC 2002 itu kalian usia 18
tahun, ditambah 12 tahun purnama = 30 tahun. Usia kalian 30 tahun, mau nunggu
sampai kapan lagi?
Sial, kalau saya jadi Rangga saya akan resign dari kantor di new york,
dan langsung mengajak Cinta pergi ke KUA detik itu juga. Karena waktu tak
pernah melangkah mundur, dan pagi selalu menawarkan cerita baru. *eaa
Kedua, jadilah cowok yang
tegas!
Hal yang perlu kita contoh dari Rangga adalah ketegasannya, kalau mau
kirim pesan ya tinggal tulis lalu kirim, kalau mau find alumni ya tinggal cari. Jangan
jadi peragu seperti Cinta, apalagi kalau kalian cowok, jangan sekali-kali!
lihat betapa galaunya Cinta ketika mendapat pesan dari Rangga : “Cinta?” ketik-hapus-ketik-hapus,
itu yang dilakuin Cinta galau harus balas seperti apa, kalau kalian cowok, saya
peringatkan jangan seperti itu. Kalau itu cewek masih diperbolehkan dan memang
kadang sikap seperti itu diharapkan cowok. Bukankah memang cowok hadir untuk
memudarkan keraguan cewek. Haha.
Cowok : kalau mau balas ya balas saja sekenanya jalan pikirmu, gausah
ragu tulis-hapus-tulis-hapus. Tambahan saja diluar Rangga dan Cinta, asal
jangan pernah sesekali membalas pesan seseorang terutama perempuan dalam
keadaan kamu lagi marah, dan jangan sesekali kirim pesan yang begitu panjang
yang isinya lebih ke curhat karena kesalmu. Kalau marah, tunda dulu. Kalau
kesal kirim pesan panjang sampai pakai lampiran segala, temuin langsung untuk
ngobrol atau setidaknya telfon.
Ah, saya belajar banyak di bagian ini.
Love, Life, Logout.
Lamongan, november 2014 | fb.com/khabibjawa
0 komentar:
Post a Comment