Peraturan yang sering dilupakan atau abaikan dalam permainan futsal
Barangkali hanya sepakbola yang bisa mengikat saya agar rutin
berolahraga, sepertinya begitu. Saya lupa sejak kapan mulai suka bermain
sepakbola. Kiranya sejak kelas lima SD, dimana karir sepakbola ecek-ecek saya
dimulai dengan permainan yang konyol. Berlari ramai-ramai menggerombol mengejar
satu bola, sementara 2 teman kami diam ditempat, kadang jongkok kadangpula
ngupilin borok, adalah mereka : 2 penjaga gawang masing-masing dari kami. Oleh
karenanya, dulu ketika saya melihat siaran pertandingan sepakbola, saya merasa mereka
bodoh sekali, bola dengan jarak dekat begitu tidak ada yang mau merebut. Bodoh! Andai itu kami yang main pasti
sudah bergerombol menjadi satu merebutkan bola, dan pastinya hanya menyisahkan
2 penjaga gawang saja yang tak ikut bergerombol bersama kami.
Haha.
Lambat laun semakin remaja saya tahu permainan sepakbola, saya mulai
mengidolakan Paklek Henry dan
menjagokan Arsenal sebagai klub favorit. Karir sepak bola ecek-ecek saya pun
mulai membaik, paling tidak saya tahu posisi back dibelakang, tengah, sayap
disamping, dan striker didepan. Sehingga permainan kami tidak menggerombol
lagi. Semua posisipun sudah pernah saya coba, dan saya merasa cocok berada di
sayap atau striker depan. Namun, beruntungnya sialnya saya seringkali
berada diposisi cadangan. *catet
Dan, sekarang semakin dewasa saya kira tak bisa benar-benar melepaskan
diri dari permainan sepakbola. Meskipun sekarang saya tidak benar-benar bermain
sepakbola, namun berganti dengan bermain futsal. Futsal adalah permainan yang
lebih mahal, sempit, dengan sedikit pemain. Ini merupakan salah satu varian
sepakbola yang seringkali dimainkan di indoor meskipun terkadang juga outdoor.
Sempit karena ukuran lapangan futsal sendiri standart rata-ratanya
adalah 25x18 meter dan sedikit pemain karena permainan ini hanya dimainkan oleh
masing-masing 5 orang setiap timnya. Sedang mahal, karena duh, paling tidak
sekali bermain futsal kami kira-kira menghabiskan uang 50 sampai 120 ribu tiap
jamnya. Tiap jamnya. Tiap jamnya. (disini perlu saya ulang, dengan cara
membacanya menggema seperti berbicara dalam ruang tertutup)
Bagi orang kota, alasan ramainya permainan futsal adalah karena
semakin kurangnya lahan untuk dijadikan lapangan sepakbola sehingga mereka
akrab dengan lapangan futsal. Namun bagi anak desa seperti saya, futsal semakin
ramai jelas bukan karena itu. Tanah lapang di desa kami masih begitu luas,
bahkan kami memiliki lapangan desa yang tak bisa dikatakan kecil. saya kira
cukup luas, meskipun masih lebih kecil dibandingkan lapangan standart
sepakbola. Namun, apa yang terjadi? Lapangan itu tak terawat sama sekali, dan
yang lebih menyedihkan adalah semakin jarang sekali digunakan, hingga kau akan
menemui rumput tumbuh tak karuan. Jangan kaget, gausah gumun. Jadi teringat kalimat yang lagi ramai dijadikan meme.
Disitu kadang saya merasa sedih.
***
Dalam bermain futsal ada hal-hal yang seringkali saya dan kemungkinan
juga kalian lupakan atau sengaja diabaikan, hal-hal dan peraturan sederhana
yang kita sepelekan sehingga ketika kita sedang mengikuti kompetisi formal,
banyak sekali kesalahan tak perlu yang kita buat atau mungkin juga keuntungan
yang gagal kita dapatkan. Dan berikut, mungkin beberapa peraturan yang sering
dilupakan atau abaikan dalam permainan futsal,
Pertama, Kick off.
Dalam permainan futsal, kick off dilakukan dengan cara bola diletakkan
ditengah kemudian dialirkan ke arah kedepan melewati garis tengah kemudian
ditendang oleh kawan, entah kedepan atau memulai permainan dari bawah. Jadi,
dalam aturan yang baru tidak diperbolehkan langsung menendang dari tengah ke
gawang lawan.
Kedua, Tendangan kedalam.
Tendangan kedalam perlu diperhatikan bahwa tidak boleh lebih dari 4
detik sejak meletakkan bola di garis lapangan. Dan bola atau kaki yang menendang seharusnya berada diluar
atau digaris lapangan.
Ketiga, Tendangan bebas.
Dalam permainan futsal terdapat tendangan bebas langsung dan tendangan
bebas tidak langsung. Tendangan bebas langsung diberikan ketika pemain
dilanggar, dan tendangan bebas tidak langsung biasanya diberikan misalnya salah
satunya ketika melakukan kesalahan backpass.
Keempat, Pergantian pemain.
Ini yang sering diabaikan, dalam pergantian pemain. Ada garis tersendiri
dimana tempat masuk dan keluar pemain, dan jika itu dilanggar biasanya akan
mendapatkan kartu. Dalam permainan futsal sendiri pemain bisa keluar masuk,
tidak seperti di sepakbola dimana pemain yang sudah ditarik keluar tidak bisa
masuk untuk main lagi.
Kelima, Backpass.
Backpass adalah mengoper
kebelakang, atau lebih tepatnya ke arah penjaga gawang. Dalam permainan futsal backpass diperbolehkan asal bola tersebut
terlebih dulu melewati garis tengah atau jika bola tersebut tersentuh/disentuh
oleh pemain lawan. Jadi, jika kalian berniat mengulur-ulur waktu jangan bermain
didaerah sendiri kemudian backpass ke
penjaga gawang karena itu termasuk pelanggaran dan biasanya terkenan tendangan
bebas tidak langsung.
Keenam, Time out.
Dalam permainan perlu diketahui bahwa dari setiap babak di suatu
pertandingan futsal ada yang namanya time
out. Setiap tim boleh meminta sekali time
out dari wasit disetiap babak. Dimana waktu time out adalah satu menit. Dalam meminta time out diperkenankan
jika tim sedang dalam memegang bola. Perlu diingat, jangan sampai ketika lawan
mau mencetak gol tiba-tiba meminta time
out, itu sih bodoh khayal.
Ketujuh, Pakai sepatu Jeh!
Sesungguhnya bersepatu ketika bermain futsal adalah prinsip keamanan olahraga
dalam satu hal, dan tampil gaya adalah hal lain, sementara supaya tidak disebut
ndeso adalah lain hal lagi. Dulu,
ketika kami bermain dilapangan desa hampir tak pernah memakai sepatu, meskipun
dengan kondisi tanah yang berlubang-lubang dimusim kemarau kaki-kaki kami kuat,
sementara jika bermain futsal dengan rumput sintetis yang empuk itu kaki-kaki kami seolah tak kuat jika tak bersepatu. Tak kuat
menahan malu.
Itu sih. Adakah yang mau menambahkan, atau sedikit meluruskan?
Surabaya. 21 februari 2015
0 komentar:
Post a Comment