Heboh iklan jual rumah, mendapatkan kesempatan
menikahi pemilik rumah. Adalah Winalia, ibu (juga janda) berusia 40 tahun asal
Sleman, Jogjakarta. Saya sendiri kurang tahu, itu iklan tujuan utamanya menjual
rumah atau mencari jodoh?
Namun, saya kira tidak ada yang salah. Tante Wina
sedang membutuhkan uang, tante dililit hutang yang tidak sedikit. Dilain sisi,
tante masih sayang dengan rumahnya. Dan hal lain yang tak kalah penting adalah,
tante juga sedang berusaha mencari jodoh. Lalu apa yang salah dari iklan
tersebut, saya kira tante Wina hanya sedang menerapkan peribahasa usang sambil menyelam minum air. Jika ada seseorang
pria (harapannya yang masih sendiri, baik duda maupun perjaka) berniat membeli
rumah, dan juga mungkin sedang mencari jodoh maka sah-sah saja pria tersebut
mendapatkan kesempatan menikahi tante. Yang pada akhirnya semua masalah tante
terjawab, rumahnya terjual dan mendapatkan uang untuk bayar hutang, dan tante
masih bisa tinggal dirumah tersebut bersama seorang suami yang sudah
dinantikannya. Barangkali, loh ya. *Haha*
(FYI, sepekan ternyata sudah ada 150 lebih peminat)
Lalu orang-orang nyinyir yang berkomentar negatif
terhadap tante Wina, saya yakin mereka adalah orang-orang yang gagal setelah
ikut berkali-kali seminarnya Cipto Junaedy. Seminar dan buku-bukunya yang
menggugah itu, duh saya pikir hanya bohongan adalah sebuah terobosan,
bagaiman tidak lah wong bisa membeli
properti tanpa modal tanpa utang. Luar biasa!
Saking frustasinya mengikuti seminar mahal, dan masih
belum membuahkan hasil. Mereka nyinyir dengan cara tante Wina yang beda. Menjual
rumah, tanpa kehilangan rumah, bonus suami. Saya kira jika tante Wina berniat
membuat seminar dan menulis buku bakal akan lebih booming daripada Cipto
Junaedy. Disini, saya pikir harusnya Pak Cipto Junaedy belajar pada tante Wina
jika masih ingin bertahan mendapatkan uang dari hasil seminar dan penjualan
buku. Saya kira itu penting karena beliau (mungkin) juga tahu bagaimana
sulitnya menjalankan teori dalam seminarnya. *eh
Iyalah, jangan harap dengan mengikuti seminar
tersebut kalian akan cepat kaya, usaha keras dulu, lalu gagal kaya. Melihat
testimoni-testimoni yang berkeliaran di internet, kalian akan tahu bagaimana
susahnya cenderung kayal meskipun sangat logis menjalankan teori-teori
dalam seminar atau bukunya (yang pasti bosenin kalau dibaca).
Saya memang ndak suka dengan iklan yang wow (baca
: ndakik-ndakik) begitu, udah kayak MLM
saja! Saya cenderung suka dengan teknik iklan tante Wina, dimana terlihat unik,
nyeleneh dan tentu saja lucu. Lalu, apakah perlu kelucuan ini disikapi nyinyir negatif,
haha.
Tentu saja perlu, sangat perlu Pak Cipto Junaedy belajar
pada tante Wina. *eh
***
“Mbak Wina, kalau buka seminar kasih tahu yah, saya
pasti ikut! Sms saja nomer kemarin yang saya buat nawar rumah mbak. Okeh?”
0 komentar:
Post a Comment