Saturday, August 29, 2015

Lulus, Gelisah dan Euforia



Keterangan : Foto saya ambil curi secara diam-diam, semoga tidak melanggar UU ITE. Haha



Geli(sah) itu memang terkadang geli menyebalkan, sementara (eufo)ria bagaimanapun bentuknya tetaplah ceria penuh kegembiraan. Sementara bagaimana jika keduanya digabungkan dalam satu perasaan, ah : tanyakan saja pada para calon lulusan sarjana –termasuk diploma. Setelah berjuang terpaksa harus berkutat dengan tugas-tugas kuliah setiap hari selama beberapa tahun yang melelahkan, halah! Jujur saja beberapa tahun itu cuma bersenang-senang dengan kehidupan kampus, organisasi kepoin adik angkatan, misalnya. Eh. Haha. Tentu saja para lulusan baru itu begitu gembira, bahagia, sejahtera selama-lamanya. Lulus jeh, kemudian wisuda. Maka nikmat Tuhan apalagi yang anda dustakan, hai para wisudawan? Sehingga wajar saja jika euforia penuh kemenangan ada pada diri anda –para wisudawan. Tapi, tunggu dulu, kenapa ada sedikit wajah masam yang saya anda sembunyikan. Seperti gelisah, bagaimana gitu. Haha. Baiklah saya mengerti, lulus bukanlah akhir dari segalanya. Anda (dan saya) tahu dibelakang kata lulus, ada pertanyaan besar yang mengintai :

KEMANA? Iyah, betul. Lalu kemana setelah lulus? Melanjutkan pendidikan, kiranya dengan kemampuan  pas-pasan seperti saya anda dan biaya bisa dikatakan cukup saja tidak, itu akan sulit. Menikah, sebagai pria yang matang secara seksualitas, itulah harapan paling agung yang disebut-sebut setiap selesai salat. Haha. Namun, ketahuilah wahai pemuda anda (dan saya) setidaknya harus lebih dulu mampu berdiri sendiri, mapan secara finansial. Ehem. Sehingga, pilihan terakhir adalah karena saya dan anda lulus di saat negara ini sedang dipimpin oleh presiden yang dengan getolnya menyebarkan tagline : KERJA! Maka kerja menjadi pilihan yang jauh paling tinggi prosentasinya.

Kerja, kerja, kerja! Kemudian dengan syedih saya setidaknya harus sedikit setuju dengan seorang kawan, dengan sedikit bersenda gurau, dia nyeletuk.”Presidenmu ikuloh, kerjo, kerjo, kerjo ae! Masalahe kerjo nandi, cak?

Yoiki. Batinku dalam hati, kritis betul ini. Haha. Lihat saja, angka pengangguran terbuka menurut data terbaru BPS sebanyak 7,45 juta orang. Dan ada data yang lebih spesifik menyebutkan sekitar 400 ribu lulusan sarjana menganggur. Bayangkan? Maka? MAKA, jangan salahkan angka-angka tersebut, periksalah diri anda ngapain saja ketika kuliah? Haha. Hastag #Nasihatuntukdirisendiri #Tamparankeras

Mencari kerja yang sesuai itu gampang-gampang susah. Begitu nasehat para senior yang sudah bekerja. Dan nasehat keluhan senior yang belum bekerja ya pasti, mencari kerja itu sulit. Tapi, percayalah sesulit-sulitnya mencari kerja akan lebih sulit jika anda tidak bekerja. Trust me! Haha. Sebenarnya jika mau lebih kreatif, menciptakan lapangan pekerjaan tidaklah terlalu sulit jika anda punya modal, atau jika anda berani memulai saja, atau jika anda sedikit kreatif saja, dan atau-atau lainnya yang sampai sekarang tidak saya miliki. Eh. Haha. Jadi gini. Dengan adanya isu tentang bonus demografi, industri kreatif kemudian muncul –dianggap sebagai salah satu alternatif terbaik. Maka, ciptakan lapangan pekerjaan dalam ranah industri kreatif. Menurut data BPS industri kreatif selama ini mampu menyerap 10,6% dari total tenaga kerja yang dapat diserap perekonomian. Dan diperkirakan ekonomi kreatif setiap tahunnya dapat menyerap 10-11% tenaga kerja. Bayangkan, betapa besar anda turut berjasa? Haha. Tetapi jika anda sudah terlalu kreatif, sehingga merasa bosan dengan industri kreatif yang itu-itu saja, saya punya referensi industri kreatif yang baru. Iyah.

Industri kreatif : tipu-tipu. Dan begini konsepnya, di penghujung september besok, akan ada banyak –ribuan lulusan sarjana (dan diploma) dari berbagai universitas dan institut. Kemudian akan banyak sekali lowongan-lowongan pekerjaan yang dibuka. Jobfair menjamur, lowongan kerja (loker) di koran tumpah-tumpah, info loker di internet nyampah dan nyepam sampai bulu ketek. Lalu, muncul lah anda (bersama tim) disana, buatlah perusahaan palsu yang seolah-olah sedang mencari karyawan, pandai-pandailah menduplikat perusahaan besar mulai dari logo, email perusahaan, hingga tanda tangan HRD atau pimpinan perusahaan. Kemudian jika sudah banyak menerima Lamaran+CV dari para calon karyawan perusahaan palsu anda, beri tahu mereka bahwa mereka telah lulus tes administratif dan undang mereka untuk menjalani tahapan tes berikutnya. Undang mereka ke Jakarta (kantor pusat) dan bilang bahwa anda telah bekerja sama dengan agen/travel tertentu –yang itu juga anda sendiri, bersama tim. Lalu tunggu para peserta transfer uang ke agen/travel palsu anda, demi undangan (yang juga palsu) anda ke Jakarta. Beres. Dapatlah uang. Jangan lupa beri tahu : biaya akomodasi akan diganti perusahaan (palsu anda) setelah peserta sampai di Jakarta.

Bagaimana, anda tertarik bergabung dengan industri kreatif tipu-tipu semacam itu? saya sih, GAK! Saya mah cukup kena tipu saja. Tapi tolong, sekali itu saja, Tuhan!



3 comments:

  1. keren bib, (Y)
    sugitcakgit.blogspot.com
    iku yo promo pisan bib ,heheh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha, blogmu git : pergerakan cinta, suhartono : perjalanan cinta, asmi opo ? perpindahan cinta :D

      Delete
  2. hahaaaa pergesekan cintaaa nda bib wkwkwk :D

    ReplyDelete