Millenium Development Goals (MDGs) telah berakhir
di penghujung tahun 2015. Sebagai tindaklanjut, sebanyak 193 negara anggota PBB
menandatangani Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu tujuan pembangunan berkelanjutan
untuk periode 2016 hingga 2030 mendatang, yang dijadikan sebagai model
pembangunan nasional, di setiap negara. Dalam SDGs, terdapat 17 tujuan atau
agenda pencapaian. Salah satu tujuannya adalah mengakhiri kelaparan, mencapai keamanan
pangan dan perbaikan gizi serta memajukan pertanian berkelanjutan.
Saat ini, Indonesia sendiri sedang berusaha keras
mencapai kedaulatan pangan. Dengan jumlah penduduk yang besar, kebutuhan pangan
yang layak secara merata bagi seluruh masyarakat Indonesia menjadi perhatian
yang sangat penting. Pada tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 238,5 juta
jiwa. Pada tahun ini, 2016 bertambah menjadi 258,7juta jiwa dan akan terus meningkat.
Sementara itu pada tahun 2035 diperkirakan jumlah penduduk Indonesia mencapai
305,6 juta jiwa. Dengan semakin banyaknya jumlah penduduk tersebut, tentu saja kebutuhan
pangan akan terus meningkat. Tantangan besarnya adalah ketersediaan lahan pertanian
yang semakin menyusut, dimana setiap tahunnya lahan pertanian terus berkurang beralih
fungsi kepenggunaan lainnya, misalnya industri manufaktur dan perumahan.
Tantangan berikutnya yang tidak kalah seriusnya
adalah,kurangnya minat para pemuda untuk terjun dalam bidang pertanian menjadi sesuatu
hal yang perlu diperhatikan. Hal ini menjadi sangat penting, mengingat banyaknya
desa yang ditinggalkan oleh para pemudanya. Mereka lebih memilih profesi lain
di kota-kota besar yang lebih menjanjikan daripada menjadi petani di desa. Hal
tersebut tidak salah memang, mengingat Nilai Tukar Petani (NTP) salah satu indikator
yang dikeluarkan oleh BPS untuk melihat kesejahteraan petani masih sangat rendah.
Para pemuda desa lebih menyukai profesi lainnya,
yang lebih menjanjikan untuk kesejahteraan mereka. Pada akhirnya mereka berbondong-bondong
ke kota, bekerja pada perusahaan-perusahaan besar yang mapan, yang menjanjikan kesejahteraan
masa depan bagi mereka. Ditambah lagi kondisi pertanian di desa yang umumnya hanya
dikuasai oleh mereka yang secara turun temurun mempunyai lahan pertanian yang
luas. Sehingga para petani yang ada umumnya merupakan buruh tani (tidak mempunyai
lahan pertanian) dan petani kecil yang mempunyai lahan pertanian kecil, mereka tahu
sulit sekali mengharapkan kesejahteraan dari hasil pertanian. Jika dirata-rata
petani di Indonesia hanya menguasai sekitar 0,3 ha sawah per kepala, sangat sedikit
sekali, dibandingkan dengan negara-negara tetangga yang sejatinya jumlah penduduknya
jauh lebih sedikit. Sehingga tidak heran, jika mereka para pemuda akan lebih memilih
untuk mencari pekerjaan lain di kota. Memang dengan begitu mahalnya harga tanah
pertanian, sulitnya mendapatkan harga benih dan pupuk murah yang dirasakan sangat
membebani dan menghalangi para pemuda desa berprofesi sebagai petani. Belum lagi
ditambah rendahnya keuntungan dari usaha tani.
Padahal dengan munculnya isu tentang bonus
demografi, harapannya para pemuda ikut berperan dalam ekonomi pedesaan. Guna membangun
pertanian yang lebih baik dan kuat, demi tercapainya ketahanan pangan di masa
depan. Dan, diantara peran pemuda dalam pertanian adalah diharapkan mampu menciptanya
sistem atau konsep-konsep baru dalam dunia pertanian, ataupun teknologi baru sehingga
mampu memaksimalkan produktivitas meskipun dengan lahan yang seminimum mungkin.
Kedua, juga memanfaatkan potensi tanaman pertanian di tiap-tiap wilayah pertanian
di Indonesia. Sehingga ketergantungan pada satu dua jenis tanaman makanan pokok
tidak terjadi. Dengan begitu diharapkan bisa memberikan hasil maksimal tergantung
wilayah sesuai potensi tanaman di daerah tersebut.
Semoga kita tidak lupa bahwa desa dan pertanian
juga butuh peran pemuda (para petani-petani muda) yang penuh inovasi di dunia pertanian.
Sehingga diharapkan mampu menciptakan pertanian yang kokoh di masa depan, lalu mampu
memenuhi kedaulatan pangan, yang itu dimana merupakan bagian dari nawacita dan salah
satu tujuan dari Sustainable Development Goals
(SDGs) yang juga telah sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN), sebagai program pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Manteb sekali bang. Boleh izin share kang
ReplyDeletepetani masa depan bangsa akhirnya muncul di blog saya, haha.
ReplyDelete