Kondisi Demografi Indonesia,
Indonesia saat ini adalah negara dengan jumlah
penduduk terbanyak ke-empat,
setelah China, India, dan Amerika.
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010,
jumlah penduduk Indonesia sebanyak 238,5 juta jiwa. Dan tahun ini, 2016 diperkirakan
jumlah penduduk Indonesia sebanyak akan
meningkat 258,7 juta jiwa. Sementara itu, publikasi Proyeksi Penduduk Indonesia oleh
Bappenas, memprediksi
jumlah penduduk Indonesia akan
terus meningkat, dan pada tahun 2035 diperkirakan jumlah penduduk Indonesia
mencapai 305,6 juta jiwa.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa, jumlah penduduk
Indonesia secara keseluruhan itu : banyak! Dan, terus meningkat tiap tahunnya.
Dan jika dilihat dari piramida
penduduk, Indonesia termasuk ke
dalam negara
berkembang. Dikatakan sebagai negara
berkembang karena terdapat angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang
rendah yang menyebabkan penduduk yang berumur muda banyak, dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang juga tinggi.
Begitu
banyaknya jumlah penduduk Indonesia
membuat isu tentang kualitas sumber
daya manusia menjadi ramai diperbincangkan.
Bonus Demografi,
Diperkirakan pada tahun 2020 sampai tahun
2030, Indonesia mengalami puncak dari bonus demografi. Bonus demografi terjadi
ketika jumlah penduduk usia bekerja atau produktif (penduduk yang memasuki usia kerja 15 sampai
64 tahun). Dalam
buku proyeksi penduduk Indonesia 2010 sampai 2035, yang dipublikasikan oleh
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, BPS (Badan Pusat Statistik) dan UNFPA
(United Nations Population Fund). Diketahui bahwa penduduk usia produktif pada
tahun 2010 adalah sebesar 66,5%, dan pada tahun 2016 ini mencapai 67,4%. Dan diperkirakan
puncaknya pada tahun 2030 yaitu sebesar 68,1%.
Namun, perlu ditekankan bahwa bonus demografi
tidak serta merta terjadi begitu saja, peningkatan tenaga kerja usia produktif akan menjadi
benar-benar bonus jika dapat berdaya secara ekonomi. Lalu pertanyaannya adalah bagaimana?
Tentu saja, meningkatkan kualitas penduduk usia produktif merupakan salah satu
cara, mulai dari segi kesehatan, hingga pendidikan, kemudian keterampilan dan kemampuan daya saing
dalam bekerja yang berdaya secara ekonomi. Sehingga pemerintah juga harus mampu
menjadi agent of development dengan cara memperbaiki mutu sumber
daya manusia, dari berbagai aspek-aspek yang dapat mengembangkan kualitas
sumber daya manusia itu sendiri.
Serta perlunya investasi dan pengembangan
dari berbagai sektor, sehingga mampu menyerap banyak tenaga kerja. Banyaknya jumlah penduduk usia produktif harus
pula diimbangi dengan banyaknya lapangan pekerjaan –sehingga, akan menjadi
benar-benar produktif secara ekonomi.
Industri Kreatif Adalah Solusi,
Dengan adanya bonus demografi, tentunya akan
dibutuhkan industri yang besar untuk menciptakan lapangan pekerjaan demi
mewadahi Sumber Daya Manusia yang melimpah. Namun begitu akan sangat dibutuhkan
investasi yang tidak sedikit. Industri keatif memungkinkan menjadi salah satu
solusi dari bonus demografi di Indonesia. Menurut data BPS industri kreatif
selama ini mampu menyerap 10,6% dari total tenaga kerja yang dapat diserap
perekonomian. Dan diperkirakan ekonomi kreatif setiap tahunnya dapat menyerap
10-11% tenaga kerja.
Industri kreatif sendiri berarti penciptaan
nilai tambah yang berbasis ide yang lahir dari kreativitas sumber daya manusia,
dan berbasis pada ilmu pengetahuan, termasuk warisan budaya dan teknologi.
Menurut buku “Ekonomi Kreatif: Rencana Aksi Jangka Menengah 2015-2019”, yang diterbitkan oleh menteri
pariwisata dan ekonomi kreatif pada tahun 2014 lalu. Industri kreatif
dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu industri kreatif yang masih
membutuhkan input yang berwujud (tangible-based) dalam memproduksi karyanya,
dan karya kreatif yang sepenuhnya menggunakan input produksi tidak berwujud
(intangible-based). Sedangkan berdasarkan substansi dominan, maka kelompok
industri kreatif dapat dibedakan menjadi kelompok berbasis media, berbasis seni
dan budaya, serta berbasis desain.
Dan diantaranya klasifikasi kelompok industri
kreatif di Indonesia adalah, Kerajinan Tangan, Mode, Kuliner, Seni Rupa,
Penerbitan, Penelitian dan Pengembangan, Arsitektur, Teknologi Informasi,
Desain, TV dan Radio, Periklanan, Digital Content, Musik, Film Video dan Fotografi. Diantara sekian banyak klasifikasi kelompok industri kreatif,
mari kita bahas salah salah satu diantaranya.
Digital
Content and Advertising, Pengguna internet di Indonesia (Menurut Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) pada tahun 2014 mencapai 107 juta orang,
sementara kemenkominfo menargetkan pada akhir tahun 2015 pengguna internet mencapai 150 juta orang. Dengan memanfaatkan internet melalui media sosial, blog dan youtube yang
memungkinkan penggunanya merutinkan diri memberikan konten-konten yang
bermanfaat sampai menghibur, sehingga menjadikannya wadah bagi para pengiklan untuk beriklan disana.
Sudah banyak sekali contoh akun-akun media sosial seperti facebook dan twitter
yang dibayar mahal untuk beberapa kali promosi barang, sudah sekian banyak blogger
dan youtuber yang mendapatkan bayaran tinggi dari iklan-iklan yang tayang di
akun mereka.
Publishing , dunia literasi di Indonesia
setidaknya selalu punya penggemar dan pasar tersendiri, dan saya yakin terus berkembang
setiap harinya. Ini
dilihat dari banyaknya media-media dan penerbitan yang muncul, baik secara
self-publishing ataupun penerbitan besar yang sudah ternama. Serta semakin banyaknya
penulis-penulis indie di berbagai media dan portal online.
Game
Development, sudah cukup kita selama ini menjadi penikmat dan pengikut setia
game-game, baik itu online dan offline. Seharusnya dengan besarnya pangsa pasar di Indonesia, harapannya muncul
orang-orang (anak muda) kreatif yang mampu mengembangkan game, bukan hanya
sebagai penikmat pasif namun juga ikut terlibat dalam bisnis di dalamnya.
Seandainya mereka tahu perputaran uang di dalam dunia game, luar biasa.
Sehingga harapan kedepannya akan semakin
banyak pengembang-pengembang game dari anak-anak muda Indonesia.
Handicrafts, banyaknya hasil kerajinan tangan di setiap
penjuru daerah di Indonesia seharusnya dapat dimanfaatkan. Dengan publikasi
yang dikemas secara baik akan menjadikan bisnis kerajinan tangan sebagai salah satu sumber penghasilan dan penggerak
ekonomi kecil. Kerajinan tangan dapat dikemas dan dipasarkan secara global dan modern. Dengan memanfaatkan
internet dan mengembangkan aplikasi
teknologi, sebagai contoh Gojek,
hal sederhana dengan sedikit kreatifitas yang terintegrasi dengan teknologi
akan mampu berdaya secara ekonomi.
0 komentar:
Post a Comment