“Dek, baper itu apa seh?”
“Banyak Permainan.” Jawabnya,
sambil tertawa melihat acara program kuis di salah satu televisi swasta.
Saya tertawa, kemudian berdehem
sebentar meminta jawaban lain.
“Baper ta? Bawa Perasaan.”
Saya tertunduk diam. Menahan tawa.
Perasaan adik keponakan saya baru kelas 5 SD. Korban sinetron dan acara musik
gak jelas ini pasti. Haha.
***
LAMONGAN DAN HAL-HAL YANG MEMBUAT BAPER
Baper barangkali adalah istilah yang lagi kekinian. Barangkali. Kemarin
hari saya sedang berkendara dengan motor butut saya di kota yang sangat bisa
menenangkan pikiran ini (saya serius). Ketika sedang di luar kota
kabupaten lain, dan saya sedang pulang ke Lamongan. Sesampainya di Lamongan, tetiba
ada perasaan adem yang menjalar keseluruh tubuh. Dan pikiran tentunya menjadi begitu
tersegarkan, hilang sudah stress dan sumpek
karena beban kerja, tekanan dari atasan, beban tugas kuliah, beban banyak
sks, dosen killer, dan beban moral karena terlalu lama melajang, maaf saya
ngelantur.
Pada hal-hal yang menyenangkan tersebut tentang kota kelahiran saya,
Lamongan. Saya berpikir kadang-kadang ada hal-hal atau suatu tempat dan keadaan
yang membikin baper. Dan benar, ditempat dan keadaan seperti inilah saya
terkadang merasa baper. Haha. *peluk saya dik, peluk*
Alun-alun Kota
Sebagai kota kecil, alun-alun Lamongan menjadi semacam pusat segala
aktifitas kekinian. Tumpah ruah jadi satu. Tempat berkumpul semua kalangan dan
golongan, entah kiri atau kanan, entah NU atau Muhammadiyah, ataupun entah
golongan orang-orang yang membolehkan dan tidak membolehkan -mengucapkan selamat
natal. Haha. Alun-alun yang sekarang tampak lebih cantik dengan taman-taman yang
diperbaiki, dibuatnya tempat olahraga dan aktifitas kekinian warga muda
Lamongan, sehingga berapa tahun terakhir ini karena jarang di Lamongan saya
telat tahu aktifitas mereka di minggu pagi, atau istilah mereka Mince –Minggu Ceria.
Ramai sekali ternyata. Haha.
Sebagai bocah yang tumbuh di Lamongan, alun-alun kota telah menjadi saksi saya tumbuh mulai dari jaman sekolah sampai selepas sekolah. Mulai dari upacara bendera 17 Agustus, olahraga bersama, melihat konserdangdut, bermain bola di malam hari selepas sholat tarawih, melihat
pameran pendidikan, masuk Bazar Ekspo nyerobot
tanpa membeli tiket masuk, hingga berjualan es dengan gerobak merah yang
menarik mata. Haha.
Semuanya pernah, semua, kecuali pacaran di akhir pekan sepeti remaja-remaja sekarang. Eh.
Sebagai bocah yang tumbuh di Lamongan, alun-alun kota telah menjadi saksi saya tumbuh mulai dari jaman sekolah sampai selepas sekolah. Mulai dari upacara bendera 17 Agustus, olahraga bersama, melihat konser
Semuanya pernah, semua, kecuali pacaran di akhir pekan sepeti remaja-remaja sekarang. Eh.
Plaza Lamongan
Barangkali Plaza Lamongan adalah satu-satunya plaza modern yang ada di Lamongan, yang dulu digadang-gadang akan menjadi suatu harapan ekonomi baru
setelah pasar kliwon Kembangbahu. Loh? Haha. Yang kemudian sekarang menghilang
dan mati, entah. Plaza yang konon dibangun dengan dana APBD sebesar 63 Milyar ini
tampak semakin menyedihkan, karena sesekali kemarin digunakan sebagai ajang pameran
batu akik. Haha. Dulu, sebelum di bangun Plaza Lamongan. Disanalah ada pasar
yang menjadi salah satu pusat ekonomi dan keramaian.
Sementara sekarang, Plaza Lamongan yang mati suri dan telah menjadi
pusat kesunyian diantara gemerlap warung kopi dan KFC sebagai tempat nongki-nongki tipis para pelajar dan
mahasiswa alay yang baru kenal pacaran. Uhuk.
Saya ragu Plaza Lamongan mati suri begini, bukan karena masyarakat Lamongan
menolak modernitas, ini hanya soal pengelolahannya saja. Bodo. Kurang survei, kurang
piknik.
Jalan Veteran
Jika boleh saya sebut, inilah jalan dimana pusat pendidikan dibentangkan
dan jalan dimana keriuhan arek-arek Lamongan
yang haus akan ilmu. Mulai dari ujung utara sampai ujung selatan, disanalah
berjajar sekolah-sekolah di Lamongan kota. Sehingga setiap pagi, veteran adalah
jalan dengan kesibukan yang menggairahkan. Disana juga terdapat banyak
sekolah-sekolah favorit di Lamongan (tanpa mengesampingkan sekolah lainnya di
luar jalan veteran loh, haha). Apalagi sekarang dengan berkembangnya kampus UNISLA
yang subhanallah sebagai kampus dengan mahasiswa terbanyak di Lamongan. Semoga tidak
hanya kuantitas, kemudian kualitas juga semakin baik.
Haha. Entahlah, saya suka sekali menikmati jalan veteran dengan segala
iklim pendidikannya. Sebagai alumni jalan veteran, saya juga berharap dengan
pendidikan Lamongan bisa menjadi lebih baik.
Warung Kopi
Beberapa tahun terakhir warung kopi di Lamongan sudah menjadi semacam
jamur di musim panu hujan, mudah sekali menyebar. Sepanjang jalan
disetiap sudut kota anda akan menemuinya dengan mudah. Dengan fasilitas yang
tidak boleh kelewatan “Free Wifi”, meskipun akhir-akhir ini kualitas internet
jarang diperhatikan sih. Haha.
Dengan semakin banyaknya pemuda yang nongkrong di warung kopi yang
kebanyakan adalah pelajar, mahasiswa dan beberapa pekerja muda, saya percaya
ekonomi Lamongan sedang membaik. Haha. Entahlah. Karena jika dulu kondisi
ekonomi Lamongan hanya bisa ditebak dari keramaian pasar, jika pasar sedang ramai
berarti panen di desa cukup baik dan itu berarti kondisi ekonomi sedang baik. Namun,
barangkali sekarang tingkat keramaian warung kopi bisa di jadikan salah satu
variabel penting. Haha.
Saya percaya, dengan banyaknya pemuda yang nongkrong di warung kopi
tersebut meskipun tidak membuat mereka lebih produktif tapi setidaknya itu
membuat mereka lebih peka dalam hubungan sosial, dalam merawat pikiran agar
tetap segar. Karena dalam setiap secangkir kopi, tersaji obrolan hangat yang
menguatkan, meskipun kadang juga lamunan yang menyenangkan.
Saya sedang memikirkan, warung kopi yang menyenangkan sekaligus bisa membuat
waktu menjadi produktif. Apa harus saya yang memulai. Haha.
Perempuan
Masih ada yang ragu, bahwa perempuan
Lamongan bisa membuat anda baper? Berarti anda belum pernah jatuh hati
dengan perempuan Lamongan. Haha. Dan kalau anda belum pernah jatuh hati dengan
perempuan Lamongan, berarti anda termasuk dalam golongan orang-orang yang
merugi. Haha.
”Atau, adik mau jatuh hati pada lelaki Lamongan seperti saya?”
Dan kalau anda belum pernah jatuh hati dengan perempuan Lamongan, berarti anda termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi.
ReplyDeletehahaha...konyol mas khabib ini..:D
Wah.. Beruntungnya saya jadi warga Lamongan.. Sini-sini kenalan sama perempuan Lamongan biar ndak rugi. #eh XD
ReplyDeleteBtw, salam kenal dari Blogger Lamongan, Mas. :)