Keterangan : Foto saya
Geli(sah) itu memang terkadang geli menyebalkan, sementara (eufo)ria
bagaimanapun bentuknya tetaplah ceria penuh kegembiraan. Sementara bagaimana
jika keduanya digabungkan dalam satu perasaan, ah : tanyakan saja pada para calon lulusan
sarjana –termasuk diploma. Setelah berjuang terpaksa harus berkutat
dengan tugas-tugas kuliah setiap hari selama beberapa tahun yang melelahkan, halah! Jujur saja beberapa tahun itu
cuma bersenang-senang dengan kehidupan kampus, organisasi kepoin adik
angkatan, misalnya. Eh. Haha. Tentu saja para lulusan baru itu begitu gembira,
bahagia, sejahtera selama-lamanya. Lulus
jeh, kemudian wisuda. Maka nikmat Tuhan apalagi yang anda dustakan, hai para wisudawan? Sehingga wajar saja
jika euforia penuh kemenangan ada pada diri anda –para wisudawan. Tapi, tunggu
dulu, kenapa ada sedikit wajah masam yang saya anda sembunyikan. Seperti
gelisah, bagaimana gitu. Haha.
Baiklah saya mengerti, lulus bukanlah akhir dari segalanya. Anda (dan saya)
tahu dibelakang kata lulus, ada pertanyaan besar yang mengintai :
KEMANA? Iyah, betul. Lalu kemana setelah lulus? Melanjutkan
pendidikan, kiranya dengan kemampuan
pas-pasan seperti saya anda dan biaya bisa dikatakan cukup saja
tidak, itu akan sulit. Menikah, sebagai pria yang matang secara seksualitas,
itulah harapan paling agung yang disebut-sebut setiap selesai salat. Haha. Namun,
ketahuilah wahai pemuda anda (dan saya) setidaknya harus lebih dulu mampu
berdiri sendiri, mapan secara finansial. Ehem.
Sehingga, pilihan terakhir adalah karena saya dan anda lulus di saat negara ini
sedang dipimpin oleh presiden yang dengan getolnya menyebarkan tagline : KERJA! Maka kerja menjadi
pilihan yang jauh paling tinggi prosentasinya.
Kerja, kerja, kerja! Kemudian dengan syedih saya setidaknya harus sedikit setuju dengan seorang
kawan, dengan sedikit bersenda gurau, dia nyeletuk.”Presidenmu ikuloh, kerjo, kerjo, kerjo ae! Masalahe kerjo nandi, cak?”
Yoiki. Batinku dalam hati,
kritis betul ini. Haha. Lihat saja, angka pengangguran terbuka menurut data
terbaru BPS sebanyak 7,45 juta orang. Dan ada data yang lebih spesifik
menyebutkan sekitar 400 ribu lulusan sarjana menganggur. Bayangkan? Maka? MAKA,
jangan salahkan angka-angka tersebut, periksalah diri anda ngapain saja ketika kuliah? Haha. Hastag #Nasihatuntukdirisendiri #Tamparankeras
Mencari kerja yang sesuai itu gampang-gampang susah. Begitu nasehat
para senior yang sudah bekerja. Dan nasehat keluhan senior yang belum
bekerja ya pasti, mencari kerja itu sulit. Tapi, percayalah sesulit-sulitnya
mencari kerja akan lebih sulit jika anda tidak bekerja. Trust me! Haha. Sebenarnya jika mau lebih kreatif, menciptakan
lapangan pekerjaan tidaklah terlalu sulit jika anda punya modal, atau jika anda
berani memulai saja, atau jika anda sedikit kreatif saja, dan atau-atau lainnya
yang sampai sekarang tidak saya miliki. Eh. Haha. Jadi gini. Dengan adanya isu
tentang bonus demografi, industri kreatif kemudian muncul –dianggap sebagai
salah satu alternatif terbaik. Maka, ciptakan lapangan pekerjaan dalam ranah
industri kreatif. Menurut data BPS industri kreatif selama ini mampu menyerap
10,6% dari total tenaga kerja yang dapat diserap perekonomian. Dan diperkirakan
ekonomi kreatif setiap tahunnya dapat menyerap 10-11% tenaga kerja. Bayangkan,
betapa besar anda turut berjasa? Haha. Tetapi jika anda sudah terlalu kreatif,
sehingga merasa bosan dengan industri kreatif yang itu-itu saja, saya punya
referensi industri kreatif yang baru. Iyah.
Industri kreatif : tipu-tipu.
Dan begini konsepnya, di penghujung september besok, akan ada banyak –ribuan
lulusan sarjana (dan diploma) dari berbagai universitas dan institut. Kemudian
akan banyak sekali lowongan-lowongan pekerjaan yang dibuka. Jobfair menjamur, lowongan kerja (loker)
di koran tumpah-tumpah, info loker di internet nyampah dan nyepam sampai
bulu ketek. Lalu, muncul lah anda (bersama tim) disana, buatlah perusahaan
palsu yang seolah-olah sedang mencari karyawan, pandai-pandailah menduplikat
perusahaan besar mulai dari logo, email perusahaan, hingga tanda tangan HRD
atau pimpinan perusahaan. Kemudian jika sudah banyak menerima Lamaran+CV dari
para calon karyawan perusahaan palsu anda, beri tahu mereka bahwa mereka telah
lulus tes administratif dan undang mereka untuk menjalani tahapan tes
berikutnya. Undang mereka ke Jakarta (kantor pusat) dan bilang bahwa anda telah
bekerja sama dengan agen/travel tertentu –yang itu juga anda sendiri, bersama
tim. Lalu tunggu para peserta transfer uang ke agen/travel palsu anda, demi
undangan (yang juga palsu) anda ke Jakarta. Beres.
Dapatlah uang. Jangan lupa beri tahu : biaya akomodasi akan diganti perusahaan (palsu
anda) setelah peserta sampai di Jakarta.
Bagaimana, anda tertarik bergabung dengan industri kreatif tipu-tipu semacam itu? saya sih, GAK! Saya mah cukup kena tipu saja. Tapi tolong, sekali itu saja, Tuhan!
keren bib, (Y)
ReplyDeletesugitcakgit.blogspot.com
iku yo promo pisan bib ,heheh
Haha, blogmu git : pergerakan cinta, suhartono : perjalanan cinta, asmi opo ? perpindahan cinta :D
Deletehahaaaa pergesekan cintaaa nda bib wkwkwk :D
ReplyDelete